Kamis, 27 Oktober 2011

bagaikan neraka disurgamu


bapak ibu yang terhormat apakah kami kaum melarat harus menghormatimu bagai bagh bendera untuk mendapatkan perhatiamu..
bapak ibu yang terhormat haruskah kami berlutut bagai pengemis  memohon agar kamu memberikan sejenak waktumu untuk mencurahkan ratapan harpan kami...
bapak ibu yang terhormat haruskah kami menjadi seorang penjahat dan mengancammu agar engkau memberikan kerendahan hatimu.. 

Bapak ibu yang terhormat tidak ingatkah engkau saat,,
Engkau sekalian berteriak-teriakan janji memohon sejanak waktu kami orang-orang yang harus menguras keringat di ladang-ladang kami, 
tidak kau tahu walaupun kami tdk berpakaian safari atau berdasi tpi sedetik waktu kami sangat berharga untuk mengumpulkan bulih -bulih padi untuk menyambung kehidupan namun kami tetap brikan  sejenak waktu untuk mendengarkan engkau berbicara dengan penuh harapan

Engkau sekalian memberikan kami keyakinan dengan segala janji manismu
Engkau sekalian mencoba datang bagai super hiro,bagai embun di kekeringan,,
semua hal yang indah kau tanamkan di benak kami,sehingga hati kami pun mencoba untuk berdiskusi dgnmu
agari kami tetap percaya dan mencurahkan perhatian kami  dengan satu harpan

tidakkah kau tahu ketika engkau sekalian dapat berdiri tegak,berpakain safari nan halus dan kakimu  berpijak di gedung mewah,
sedangkan kami kaum terlunta hanya berbalutkan kain kulit yang kusut dan suram dan berpijak di gubug yang rewot.
kami tidak minta engkau mati untuk kami yang kami meminta sedikt saja engkau luangkan waktu tuk memikirkan nasib kami.

ketika kami brteriak agar engkau mencondongkan sedikit saja telinga mu tuk mendengar ratapan kami namun apa yang terjadi engkau malah menutup menyumbat telingamu dengan segelimpangan uang dan harta benda.

ketika mata kami  menangis  berharap  engkau menghapus air mata ini  dan menjadi  super hero
namun apa yang terjadi Engkau menutup matamu sinar emas dan berlian dibalik pilar-pilar tembok yang mewah bagi virus engakau hinggapkan beribu beban di hidup kami dengan segala kebijakanmu.

Engkau sekalian tampak gagah dan menwan kulitmu putih dan halus karena dipenuhi dengan berjuta protein,beribu vitamin dan mineral didalam tubuhmu, tengadahla pada kami jangan engkau berjalan angkuh melihat keatas.
Lihat lihatlah kami tulang kami keropos,kulit kami kasar bdan kami penuh koreng, kami kekurangan gizi tak ada vitamin,protein yang tengguk,kami hidup ditemani oleh penyakit tak kunjung sembuh karena tak memiliki segenggam uang receh untuk mengusir penyakit ini.

Wahai bapak ibu yang terhormat engkau perut mu terlihat  semakin memebuncit hasil dari pengharapan kami serahkan sepenuhnya pada Mu..

Wahai bapak ibu yang terhormat tolong lihatla anak-anak miskin yang perutnya membesar bukan karena kekenyangan namun karena menahan lapar.

Wahai bapak ibu lihatlah dan khawaatirla terhadap anak-anak miskin mereka belajar kerasnya hidup sehingga kerapkali melakukan kekerasan dalam hidup,
jangan slahkan mereka ketika mereka menjadi pencompet,perampok bahkan membunuh,jangan engkau pertanyakan dimana  moral mereka karena sesngguhnya moral mu yang mematikan moral anak-anak yang menjadi penerusmu kelak.

Mana janji mu..
mana kata manis mu...

Engkau bermegah di dalam surgamu
namun..
kami melonlong kesakitan bagh neraka disurgamu

Kembalikan harapan kami

Tidak ada komentar:

Posting Komentar