Minggu, 27 November 2011

diasingkan

ku bagai bunga di kelilingi rumput liar yang menyembunyikan keindahanku
yang tak tahu entah sampai kapan harus bertahan memberikan keindahan dalam pengasingannya kepadaku
ku bagai sebatang lilin kecil yang mencoba menerangi sekitarku dan suatu saat aku pasti meleleh
aku hanya punya sinar redup untuk bertahan dari segala keramahannya yang tak bermakna
ku bagai domba tersesat dlm kumpulan singa yg rindukan santapan lezat tuk mendamaikan cacing diperutnya
aku berfikir menjadi pendamai tapi aku tersesat dalam kemunafikannya yang menerkam kedamaianku

    dia malaikat tak bersayap berlindung dalam kebaikan semu
    dia awali dengan tawarkan kebaikan yang berujung menjadi pengisap kerianganku
    dia bertopengkan wajah polos namun siap merontokan segala pilar kehidupan
    dia bermodalkan senyum manis menyusun rencana dalam pembunuhan rasa dihati
    dia pemenang dalam perlombaan penabur citra buruk dalam kisahku

dia janjikan aku berada dalam surga yang nikmat
namun nyatanya dia tempatkan aku dalam ruang sudut tanpa sinar pelangi
sesimpul senyum tulus pun tak ditorehkannya bagiku
berasa aku ini menjijikan baginya untuk menoleh ratapanku pun tak ada waktu
setelah aku rapu dalam permainannya dia perlakukan aku bagai hantu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar